Pertanyakan Pengaspalan Jalan Masuk Kampus UBB
Termasuk Pengerukan Muara Air Kantung
SUNGAILIAT - Sejumlah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Bangka Belitung (UBB) Jurusan Hukum yang mengatasnamakan Permahi Selasa (24/3/2015) mendatangi kantor Bupati Bangka. Rombongan yang dipimpin oleh Ketua DPC Permahi Bangka, Daniel Napitupulu ini ingin mempertanyakan kapan kepastian pengaspalan jalan menuju kampus UBB kepada Pemkab Bangka.Kedatangan para mahasiswa ini di sambut oleh Bupati Bangka di ruang kerjanya.
Pada kesempatan tersebut, Asisten II Setda Bangka, M. Kamil Abu Bakar, sempat menanyakan surat kuasa kepada rombongan yang datang. Namun disini, para mahasiswa tersebut beralasan surat kuasanya tertinggal.
Di sela sela dialog dengan Bupati Bangka, Ketua DPC Permahi Bangka, Daniel Napitupulu di hadapan Bupati Bangka meminta kepada Pemkab Bangka untuk sesegera mungkin melakukan pengaspalan. Karena menurut mereka, jalan yang ada di balunijuk menuju kampus UBB tersebut kondisinya memprihatinkan. Pasalnya, hampir setiap minggunya kerap terjadi laka lantas.
Selain itu, mereka juga mempertanyakan pengerukan alur muara oleh PT Pulomas yang hingga saat ini belum rampung juga permasalahannya. Karena menurut mereka, akan pendangkalan yang terjadi, para nelayan sulit untuk keluar masuk muara kantung.
Atas pertanyaan tersebut, Bupati Bangka didampingi Asisten II Setda Bangka. M. Kamil abu Bakar serta Wakil Ketua DPRD bangka, Rendra Basri mengatakan untuk jalan pagarawan balunijuk itu sedang dalam tahap proses tender yang mana anggarannya mencapai 13 milyar.
"Jalan itu juga akan di bagi dua jalur untuk tahun ini. Selain itu juga untuk ganti rugi lahan dananya sudah kita bayar dan pak Gubernur akan memasang lampu di tengahnya. Nah, tugas UBB memelihara jalan itu tadi. Jangan nek nyamen nyamen la di bangun tapi dak di pelihara," jelasnya.
Bupati juga mengatakan untuk pengerukan alur muara, dirinya mengaku tidak pernah mengeluarkan SK atas pengerukan alur muara oleh PT Pulomas di Air Kantung Sungailiat.
"Yang ngeluar SK (Surat Keputusan) nya itu bupati, tapi bupatinya bukan saya. Yang itu tidak usah di bahas. Tetapi ada SK Bupati untuk pengerukan itu, pendalaman alur namanya. Nah, persoalannya, kenapa selama ini kita tidak banyak bergerak. Karena banyak kelompok nelayan yang tidak paham, dak akur. Si a nek ke sini, si b nek ke sini dan si c nek ke sini. Ku nek a kumpul semua nelayan tu, ape nek ikak tu. Setelah tu baru ikak mere ku," ungkapnya.
Karena menurutnya, yang selama ini terjadi disana banyaknya kepentingan yang menginginkan sesuatu atas pengerukan yang dilakukan.
"Yang kedue, ngape nelayan biarin tambang apung ade di situ. Men nyuruh pemerintah ngeruk a, dak cukup duit a. Setahun 2 milyar dak cukup ngeruk itu, APBD dari mana. Sementara itu rakyat miskin masih banyak yang perlu di bantu,"cecarnya.
Namun atas permasalahan tersebut pihaknya telah memanggil pihak PT Timah, Pulomas serta BGM untuk melakukan pengerukan dengan panjang yang di sepakati 202 kilometer dengan lebar 30 meter serta dalam 8 meter untuk jangka panjang pendek.
"Mahasiswa itu harus tau asal muasalnya Alur Muara Air Kantung disini. Itu jalan kapal keruk masuk,bukan pelabuhan alam itu. Tapi saya sudah perintahkan Pulomas untuk lakukan itu. Untuk soal pasir timahnya, itu PT timah," jelasnya.(2nd/10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar